Posted by : Unknown
Rabu, 20 April 2011
Berbicara tentang kejujuran adalah hal yang relatif sulit di kalangan saat ini.
Kenapa saya mengatakan demikian...????
Karena saya juga merasa demikian...(hehehehe..hehe), biasa anak mudah sekarang.
Memang kejujuran adalah hal yang sangat sulit untuk dilakukan, kalau bisa saya mengibaratkannya, dia (kejujuran) itu sudah menjadi sesuatu nilai yang bernilai tinggi yang telah terlupakan oleh banyak orang....**Termasuk gk saya yah...?????***
Tapi yang pasti kejujuran itu secara tidak sadar telah jauh di hati sanubari para remaja saat ini. Kenapa saya berkata demikian?, sering kali kita melihat para remaja saat ini berlaku tidak jujur kepada sesama teman, orang tua, bahkan kepada dirinya sendiri dia seolah-olah tidak jujur.
Hal inilah yang sering membuat saya sering bertannya, kenapa belakangan ini semakin banyak saja orang yang tidak jujur yah...?
Nah..aku punya cerita nih teman-teman tentang masalah kejujuran dalam perjalanan hidup saya.
Saya pernah mengalami sebuah kejadian yang benar-benar saya harus meninggalkan kuliah saya. Dan teman tau kan, kalau misalanya gk masuk responsi tu bakalan gak bisa ikut ujian akhir semester. Nah waktu itu saya memang ditugaskan sama abang saya untuk mengantar Bapa uda saya ke rumah keluarga di Bogor. Kebetulan saya kuliah di Bogor ne masalahnya. Secara tidaka langsung, saya harus nurut dong, soalnya hanya sayalah alternatif (peluangnya besar) untuk mengantar bapa uda saya ini. Oke pendek cerita saya mengantar Bapa uda saya ini pada hari itu hari Selasa bertepatan pada hari itu saya ada responsi, praktikum, dan kuliah. Bayangkan teman-teman dalam satu hari saya bolos kuliah, parah gak tuh?.
Nah terpaksa saya harus mengurus surat keterangan dong. Dan pada saat itu saya hanya mengurus surat keterangan tidaka hadir cuman untuk mata kuliah yang ada praktikum sama kuliahnya itu doang, buat responsi tidak. Karena saya berpikiran, bahwa mata kuliah yang ada responsinya itu bisa ditanda tangani di pertemuan berikutnyalah.
Ternyata tidak disangka-sangka pada pertemuan berikutnya saya tidak berani melakukan hal curang itu, dan saya menunggu unttuk mengikuti kuliah pengganti di kelas yang lain saja. Dan itupun saya harus menunggu sampai UAS.
Dan akhirnya teman-teman saya untuk mencoba jujur, dan saya mengganti mata kuliah itu di kelas lain dengan menunggu sampai UAS.
Dan akhirnya saya merasa lega karena saya sudah bisa melakukan kejujuran itu, walaupun sakit rasanya sampai menunggu 6 bulan.
[http://www.a-little-notejaya.co.cc/]